Sejarah Penemuan Lampu Di Dunia - Katina Teknologi
Sejarah Penemuan Lampu Di Dunia
Katina Teknologi - Dengan pengeboran sumur pertama untuk minyak petroleum pada 1859, lampu minyak tanah (paraffin dalam pemakaian Inggris) tumbuh popular. Selain itu, bagaimana juga, gas batubara dan gas alam untuk penerangan mulai dipakai dengan luas. Gas batubara sudah dipakai jadi bahan bakar lampu pada awal tahun 1784, serta satu “thermolampe” memakai gas yang disuling dari kayu dipatenkan pada tahun 1799. Walau gas batubara dikritik jadi tidak aman, dia memenangi perhatian yang bertambah untuk penerangan jalan, serta pada awal Era ke-19 sejumlah besar kota di Amerika Serikat serta Eropa mempunyai jalanan yang diterangi sinar matahari serta makin banyak rumah yang dirubah jadi bahan bakar baru.
Lampu gas awal memakai pembakar simpel dimana sinar kuning dari nyala tersebut ialah sumber iluminasi. Tetapi sepanjang 1820-an bentuk baru burner dikenalkan dimana beberapa udara termonitor masuk ke arus gas, membuahkan api bersuhu tinggi tapi tidak bersinar yang memanaskan bahan yang bias serta tidak gampang terbakar sampai suhu yang tinggi sekali. Ini jadi sumber sinar; makin tinggi suhu material, makin putih warna sinar serta makin besar output. Pada tahun 1880-an, jaringan anyaman benang kapas yang diresapi dengan thorium serta garam cerium ialah bahan pemancar sinar standard yang dipakai dalam lampu gas.
Pada 1792, pemakaian komersial pertama pencahayaan gas diawali saat William Murdoch memakai gas batubara untuk penerangan tempat tinggalnya di Redruth, Cornwall. Penemu Jerman Freidrich Winzer (Winsor) ialah orang pertama yang mematenkan pencahayaan gas batubara pada tahun 1804 serta “thermolampe” memakai gas yang disuling dari kayu yang dipatenkan pada tahun 1799. David Melville terima paten gas pertama AS pada tahun 1810.
Pada awal era ke-19, sejumlah besar kota di Amerika Serikat serta Eropa mempunyai berjalan-jalan yang disebut sinar gas. Pencahayaan gas untuk jalan memberikan jalan untuk sodium bertekanan rendah serta lampu merkuri bertekanan tinggi pada 1930-an serta peningkatan penerangan listrik pada perubahan era ke-19 gantikan pencahayaan gas di rumah-rumah.
Perubahan Lampu Gas ke Lampu Listrik
Selanjutnya hadir satu diantara penemuan paling besar riwayat manusia – listrik serta lampu listrik. Pada tahun 1801, Sir Humphrey Davy temukan lampu busur karbon listrik pertama dengan menyambungkan dua kabel ke baterei serta menempatkan strip arang ke ujung kabel yang membuahkan bersinar karbon. Penemuan ini butuh disempurnakan serta sepanjang 1870-an, baik Thomas Edison serta Sir Joseph Swann temukan lampu pijar listrik dengan mandiri (Edison dengan tingkatkan paten berumur 50 tahun).
Penemuan ini kerja saat arus listrik ditinggalkan lewat filamen, yang menghangat serta membuahkan sinar. Lampu-lampu ini berjalan singkat dengan standard kekinian serta tidak efektif serta ringkih, tapi adalah lompatan besar ke depan serta basic yang baik untuk apa yang hadir sesudahnya. Bola listrik dinaikkan pada tahun 1920 saat filamen karbon yang dipakai hingga saat itu ditukar dengan tungsten serta ruangan di bola lampu berisi gas, yang kurangi penguapan tungsten serta dengan itu perpanjang usia lampu.
Lampu Pijar Kekinian
Lampu kekinian serta pencahayaan diawali dengan penemuan lampu listrik pijar seputar tahun 1870. Lampu pijar ialah lampu dimana filamen melepas sinar saat dipanaskan ke pijaran oleh arus listrik. Tetapi, lampu pijar bukan lampu pertama yang memakai listrik; piranti pencahayaan memakai busur listrik dipukul di antara elektroda karbon sudah ditingkatkan pada awal era ke-19. Lampu busur ini, demikian mereka disebutkan, ialah alat yang handal tapi tidak praktis yang terbaik dipakai untuk penerangan jalan. Pada 1876 Pavel Yablochkov, seseorang insinyur listrik Rusia, mengenalkan lilin Yablochkov. Ini ialah lampu busur yang mempunyai batang karbon paralel yang dipisah oleh tanah liat porselen, yang menguap sepanjang pembakaran busur. Arus bolak-balik dipakai untuk pastikan tingkat mengonsumsi yang sama dari dua titik batang. Lampu ini banyak dipakai dalam penerangan jalan untuk sesaat waktu.
Dalam dekade sebelum lampu pijar karbon filamen Edison dipatenkan pada tahun 1880, banyak ilmuwan sudah mengarahkan usaha mereka untuk membuahkan skema pencahayaan pijar yang memberi kepuasan. Yang mencolok antara mereka ialah Sir Joseph Wilson Swan dari Inggris. Pada tahun 1850 Swan sudah membuat filamen karbon dari kertas; selanjutnya ia memakai benang kapas yang diproses dengan asam sulfat serta dipasang di bola lampu kaca (cuma mungkin sesudah 1875).
Perubahan paling akhir dari lampu pijar ialah kerja hasil konkuren oleh Swan serta Thomas A. Edison dari Amerika Serikat, memakai pompa vakum Hermann Sprengel serta Sir William Crookes. Lampu-lampu ini oleh Swan serta Edison terbagi dalam filamen kawat karbon dalam bola kaca yang dievakuasi, dua ujung kawat dibawa keluar lewat topi tertutup dan ke suplai listrik. Saat suplai dikaitkan, filamen cemerlang serta, berdasar vakum, tidak teroksidasi secara cepat seperti yang dikerjakan di udara. Penemuan lampu praktis seutuhnya umumnya dikreditkan ke Edison, yang mulai pelajari permasalahan pada tahun 1877 serta dalam tempo satu 1/2 tahun sudah membuat lebih dari 1.200 eksperimen. Pada 21 Oktober 1879, Edison menyalakan lampu yang berisi benang berkarbonisasi untuk filamen. Lampu menyala selama dua hari. Terakhir ia tahu jika filamen kertas kartu kunjungan berkarbonisasi (papan bristol) akan memberi kehidupan beberapa ratus jam. Selekasnya bambu dikarbonisasi diketemukan diterima serta dipakai jadi bahan filamen. Filamen selulosa ekstrudasi dikenalkan oleh Swan pada tahun 1883.
Nah, bagaimana, Quipperian?! Nyatanya suatu hal sederhana lampu yang kita pakai jadi penerangan saja telah lewat tingkatan yang beratus-ratus tahun. Mudah-mudahan pemkajian perubahan lampu gas ini dapat jadi pencerah inspirasi serta mungkin pemantik pengembangan rekan-rekan Quipperian pada tehnologi pencahayaan yang ada sekarang ini. Sampai bertemu di edisi Quipper Website lainnya ya. Salam!

Komentar
Posting Komentar