Penjelasan Tentang Sensor Secara Lengkap - Katina Teknologi
Penjelasan Tentang Sensor Secara Lengkap
Katina Teknologi - Sensor ialah elemen elektronika yang berperan untuk merubah besaran mekanis, magnetis, panas, cahaya, serta kimia jadi besarn listrik berbentuk tegangan, resistansi serta arus listrik. Sensor seringkali dipakai untuk pendeteksian saat lakukan pengukuran atau pengaturan.
Pemahaman Sensor
D Sharon, dkk (1982), menjelaskan sensor ialah satu perlengkapan yang berperan untuk menjumpai beberapa gejala atau sinyal-sinyal yang datang dari pergantian satu daya seperti daya listrik, daya fisika, daya kimia, daya biologi, daya mekanik dan lain-lain.
Contoh; Kamera jadi sensor pandangan, telinga jadi sensor pendengaran, kulit jadi sensor peraba, LDR (light dependent resistance) jadi sensor sinar, serta yang lain.
Karakter Sensor
Dalam pilih perlengkapan sensor serta transduser yang pas serta sesuai skema yang akan disensor karena itu butuh dilihat kriteria umum sensor di bawah ini : (D Sharon, dkk, 1982).
A. Linearitas Sensor
Terdapat beberapa sensor yang membuahkan signal keluaran yang beralih dengan bertahap jadi respon pada input yang beralih dengan bertahap. Jadi contoh, satu sensor panas bisa membuahkan tegangan sesuai panas yang dirasakannya. Dalam masalah semacam ini, umumnya bisa didapati dengan pas bagaimana pergantian keluaran dibanding dengan masukannya berbentuk satu grafik. Gambar di bawah menunjukkan jalinan dari dua buah sensor panas yang berlainan. Garis lurus pada gambar (a). menunjukkan respon linier, sedang pada gambar (b). ialah respon non-linier.
B. Sensitivitas Sensor
Sensitivitas akan memberikan sejauh mana kepekaan sensor pada jumlah yang diukur. Sensitivitas seringkali dikatakan dengan bilangan yang memberikan “perubahan keluaran dibanding unit pergantian masukan”. Beberepa sensor panas bisa mempunyai kepekaan yang dikatakan dengan “satu volt per derajat”, yang bermakna pergantian satu derajat pada input akan membuahkan pergantian satu volt pada keluarannya. Sensor panas yang lain barangkali mempunyai kepekaan “dua volt per derajat”, yang bermakna mempunyai kepakaan 2x dari sensor yang pertama. Linieritas sensor memengaruhi sensitivitas dari sensor. Jika tanggapannya linier, karena itu sensitivitasnya akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhnya. Sensor dengan respon pada gambar (b) semakin lebih sensitif pada temperatur yang tinggi daripada temperatur yang rendah.
C. Respon Waktu Sensor (Tanggapan Time)
Respon waktu pada sensor memberikan sebegitu cepat tanggapannya pada pergantian input. Jadi contoh, instrumen dengan respon frekwensi yang buruk ialah satu termometer merkuri. Masukannya ialah temperatur serta keluarannya ialah tempat merkuri. Misalnya pergantian temperatur berlangsung dikit demi sedikit serta bertahap pada waktu, seperti terlihat pada gambar (a) tersebut.
Frekwensi ialah jumlahnya siklus pada sebuah detik serta diberi dalam unit hertz (Hz). { 1 hertz bermakna 1 siklus per detik, 1 kilohertz bermakna 1000 siklus per detik]. Pada frekwensi rendah, yakni saat temperatur beralih dengan lamban, termometer akan ikuti pergantian itu dengan “setia”. Tapi jika pergantian temperatur cepat sekali lihat gambar (b) karena itu tidak diinginkan akan lihat pergantian besar pada termometer merkuri, sebab dia berbentuk lambat serta cuma akan memberikan temperatur rata-rata.
Ada berbagai langkah untuk mengatakan respon frekwensi satu sensor. Contohnya “satu milivolt pada 500 hertz”. Respon frekwensi dapat dikatakan dengan “decibel (db)”, yakni untuk memperbandingkan daya keluaran pada frekwensi tersendiri dengan daya keluaran pada frekwensi rujukan.
Panduan Pilih Sensor
Yayan I.B, (1998), menjelaskan ketetapan lain yang butuh dilihat dalam pilih sensor yang pas dengan ajukan beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Apa ukuran fisik sensor cukup penuhi untuk dipasang pada tempat yang dibutuhkan?
- Apa sensor itu cukup tepat?
- Apa sensor itu kerja pada jangkauan yang sesuai dengan?
- Apa sensor itu akan memengaruhi jumlah yang sedang diukur?
- Jadi contoh, jika satu sensor panas yang besar di celupkan dalam jumlahnya air air yang kecil, justru memunculkan dampak memanaskan air itu, bukan menyensornya.
- Apa sensor itu tidak gampang rusak dalam pemakaiannya?
- Apa sensor itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya?
- Apa harga sensor itu begitu mahal?
Type Sensor
Perubahan sensor cepat sekali sesuai dengan perkembangan tehnologi otomasi, makin komplek satu skema otomasi dibuat karena itu makin banyak type sensor yang dipakai.
Robotik ialah jadi contoh aplikasi skema otomasi yang kompleks, di sini sensor yang dipakai bisa dikatagorikan jadi dua type sensor yakni: (D Sharon, dkk, 1982)
Internal Sensor
Internal sensor, yakni sensor yang dipasang di body robot. Sensor internal dibutuhkan untuk memperhatikan tempat, kecepatan, serta akselerasi beberapa sambungan mekanik pada robot, serta adalah sisi dari proses servo.
Internal Sensor
Internal sensor, yakni sensor yang dipasang di body robot. Sensor internal dibutuhkan untuk memperhatikan tempat, kecepatan, serta akselerasi beberapa sambungan mekanik pada robot, serta adalah sisi dari proses servo.
Eksternal Sensor
Eksternal sensor, yakni sensor yang dipasang di luar body robot. Sensor external dibutuhkan sebab dua jenis fakta yakni:
1. Sensor Eksternal Untuk Keamanan
Yang disebut untuk “keamanan” ialah terhitung keamanan robot, yakni perlindungan pada robot dari kehancuran yang ditimbulkannya sendiri, dan keamanan untuk perlengkapan, elemen, serta beberapa orang dilingkungan dimana robot itu dipakai. Di bawah ini ialah dua contoh simpel untuk mengilustrasikan masalah di atas.
Contoh pertama: andaikata satu robot bergerak keposisinya yang baru serta dia menjumpai satu rintangan, yang bisa berbentuk mesin lain contohnya. Jika robot tidak mempunyai sensor yang dapat menjumpai rintangan itu, baik sebelum atau sesudah berlangsung kontak, karena itu mengakibatkan akan berlangsung kehancuran.
Contoh ke-2: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan masalah robot dalam ambil satu telur. Jika pada robot dipasang pencengkram mekanik (gripper), karena itu sensor harus bisa mengukur sebegitu besar tenaga yang pas untuk ambil telor itu. Tenaga yang begitu besar akan mengakibatkan pecahnya telur, sedang jika begitu kecil telur akan jatuh lepas.
2. Sensor Eksternal Untuk Penuntun
Sekarang bagaimana dengan sensor untuk penuntun atau pemandu?. Katogori ini sangat luas, tapi contoh tersebut akan memberi alasan.
Contoh pertama: elemen yang terdapat di atas ban berjalan datang di muka robot yang diprogram untuk menyemprotnya. Apa yang akan berlangsung jika satu elemen hilang atau dalam tempat yang salah?. Robot tentu saja harus mempunyai sensor yang bisa menjumpai ada tidaknya elemen, sebab jika tidak dia akan menyemprot tempat yang kosong. Walau tidak berlangsung kehancuran, tapi ini bukan suatu yang diinginkan berlangsung dalam satu pabrik.
Contoh ke-2: sensor untuk penuntun diinginkan cukup hebat dalam pengelasan. Untuk lakukan operasi secara baik, robot sebaiknya menggerakkan tangkai las selama garis las yang sudah dipastikan, dan bergerak dengan kecepatan yang masih dan menjaga satu jarak tersendiri dengan permukaannya.
Sesuai peranan sensor jadi pendeteksi signal serta meng-informasikan signal itu ke skema selanjutnya, karena itu fungsi serta peranan sensor akan diteruskan oleh transduser. Sebab keterikatan di antara sensor serta transduser demikian erat karena itu penentuan transduser yang pas serta sesuai dengan butuh dilihat.
Klasifikasi Sensor
Pada umumnya berdasar peranan serta pemakaiannya sensor bisa dikelompokan jadi 3 sisi yakni:
1. Sensor Thermal (Sensor Suhu)
Sensor thermal ialah sensor yang dipakai untuk menjumpai tanda-tanda pergantian panas/temperature/suhu dalam satu dimensi benda atau dimensi ruangan tersendiri. Misalnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, foto transistor, foto dioda, foto multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dll.
2. Sensor Mekanis
Sensor mekanis ialah sensor yang menjumpai pergantian gerak mekanis, seperti perpindahan atau perubahan atau tempat, gerak lurus serta melingkar, desakan, saluran, level dll. Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dll.
3. Sensor Optik (Sensor Sinar)
Sensor optic atau sinar ialah sensor yang menjumpai pergantian sinar dari sumber sinar, pantulan sinar atau bias sinar yang mengernai benda atau ruang. Contoh; foto cell, foto transistor, foto diode, foto voltaic, foto multiplier, pyrometer optic, dll.
Sensor adalah indera buat piranti elektronika, oleh karenanya butuh kecermatan serta bijak dalam memastikan sensor yang dipakai.

Komentar
Posting Komentar